- the hiddenleaf shinobies -

we ain't naruto fans club. we're just inspired by konoha-gakure managemen system. we use it to develop the basic sci-tech education for children. and here it is one of our communication channel ... welcome #:)

Sunday, August 24, 2008

karena journal ini ditolak untuk masuk tilakoid agustus 2008, makanya biar g sia2 ini jurnal kumasukin blog deh.. muha.. sedikit tambahan juga karena di bawah dah ada jurnal di kkn cahyo..
kalo mo liat yg ver full edited nya, ambil di blog tilakoid yak..

Athrain Sky Journal

Bermula sekitar tahun 2006, Sains Demo Hiddenleaf memiliki klien baru dalam daftarnya, mahasiswa semester 5 atau lebih. KKN, Kuliah Kerja Nyata yang didominasi oleh Universitas Gadjah Mada (tempat kuliah anggota Hiddenleaf juga) memanggil Hiddenleaf untuk menunjukkan apa itu sains kepada masyarakat sekitar tempat KKN mereka. Tidak berbeda pada tahun ini, 2008, Hiddenleaf mendapat panggilan untuk mengisi kegiatan yang diadakan para mahasiswa di beberapa tempat.

Yang pertama adalah Inda, mahasiswa kedokteran gigi. Melalui ilham yang berhubungan dengan jurusan klien, Hiddenleaf memutuskan tema Sains Demo kali itu tidak jauh dari gigi. Anggota yang ikut kala itu adalah Mas Arka (The Driver – harfiah maupun kiasan), Abi (Kambing kesepian), Tejo, Arief Hape, Dani Kuntul, Riska, Tanti, dan 2 Tigeress yang masih bergigi susu (fresh blood maksudnya).

Sebelumnya persiapan telah dilakukan dengan membuat alat alat (yang maunya) seperti gigi, hanya saja bahannya dari semen putih. Namun siang itu kami juga mempelajari bahwa semen putih mempunyai hasil yang berbeda dengan gips, jika gips menghasilkan replica gigi yang sempurna, semen putih menghasilkan replica gigi setelah ditonjok Mike Tyson, retak dan pecah. Dengan pelajaran berharga ini, hiddenleaf memutuskan untuk mencari alternatif alat peraga, ‘cari di tempat’. Perjalanan dilanjutkan ke rumah Mas Arka di ploso kuning untuk menikmati makan siang dan solat dhuhur.

Setelah melalui perjalanan yang sulit dan menegangkan, karena kekuatan ‘pencari jejak’ yang cukup lumayan. Ternyata keberhasilan tidak berhasil didapat, terutama disebabkan oleh kurangnya petunjuk jalan berwarna oranye hitam penanda tempat KKN khas UGM, serta kurangnya pulsa Mas Arka yang untungnya setelah berhasil menanyakan letak persisnya HP nya langsung mati.

Tempat yang dipilih merupakan sebuah balai desa yang juga berfungsi sebagai kantor desa. Namun sayangnya air ledeng saat itu mati sehingga saya harus menahan untuk tidak kencing selama acara (masa pake batu?). Pencarian alat peraga alternatif dilakukan, ternyata tembok semen cukup memadai.

Acara sore itu dimulai dengan pembukaan dari mahasiswa KKN, yang dilanjutkan dengan kuliah, untuk adik adik peserta, tentang asam lambung dan kulit telur yang dikorbankan (hubungan nya dengan gigi?). Peragaan kulit telur yang raib dimakan asam lambung sangat mengherankan bagi peserta, terutama juga bagi pemateri yang gatal gatal terkena asam klorida. Setelah itu peserta dibagi menjadi kelompok kelompok dengan pemandu, dengan cara menyerukan suara binatang yang dibagi secara acak ke peserta. Pelajaran berharga kali ini adalah, tidak ada anak SD yang senang jadi kambing.

Oleh pemandu, peserta kemudian dijelaskan tentang kekuatan pasta gigi yang mampu membersihkan krayon pada dinding tembok semen, seperti halnya pada gigi sebenarnya (yang ini ada hubungan nya dengan gigi). Kemudian peserta bersama sama membuat cetakan dari was atau malam untuk membuat replica jari salah seorang peserta. Cetakan tersebut kemudian diisi gips dan ditunggu hingga kering. Selama menunggu cetakan potongan jari, peserta mereka ulang percobaan asam lambung dengan mencoba berbagai macam bubuk berwarna putih. Tabung percobaan dibuat sendiri dengan sedotan besar serta selotip, cawan juga dibikin sendiri dengan kertas lipat. Semua peserta kemudian mendapat hadiah sebungkus gips untuk mencoba membuat sendiri dirumah.

Sains Demo KKN kedua tahun ini bertempat di banguntapan, baunya seperti bantul nun jauh disana, namun ternyata plaza ambarukmo juga masih termasuk bantul, hanya bagian terdekat dengan kodya. Target kali ini adalah sebuah SD dengan anak anak yang sangat ‘bersemangat’ karena hari itu bertepatan dengan hari anak nasional dan susu serta roti dibagikan sekolah untuk peningkatan gizi murid murid nya. Anggota yang menunjukkan batang hidungnya hari itu adalah Tejo, Abi, Ayu (ya iya lah!), Ucup, Yani (ya iya dong!), dan Riska, serta beberapa teman teman KKN Ayu.

Klien ini tak lain adalah Ayu, anggota Hiddenleaf dari Ekonomi, tetapi tema Sains Demo jelas tidak akan menyentuh bagian keuangan, hanya bagian sampah. Sampah? Sesuai dengan tema KKN mereka, Hiddenleaf akan memberikan demo tentang penyelam sedotan (bahasa keren nya cartesian diver), serta kehebatan bensin yang mengubah stereofoam menjadi lem. Reduce, Reuse, Recycle. Sains Demo juga diisi dengan penjelasan tentang keuntungan dan kerugian sampah. Acara hari itu kemudian diselesaikan dengan membuat sesuatu dari barang bekas, antara lain kertas kardus, botol, gelas plastik, dan lain sebagainya. Barang yang dibuat anak anak pun sangat kreatif dan diluar dugaan, seperti satelit, kupu kupu, telepon dari gelas, pot bunga, dan tidak lupa favorit anak anak, mobil dan pesawat.

Setelah Ayu ternyata Yani juga kepingin untuk menyewa Hiddenleaf dalam program KKN nya. Bertempat di TPA (Taman Pendidikan AlQuran? Yang jelas bukan Tempat Pembuangan Akhir, walau pun itu berhubungan dengan tema KKN) di masjid dekat situ. Yang berkesempatan hadir saat itu hanya Abi dan Riska, selain Yani (ya iya lah!), dan Ayu (ya iya dong!).

Acara pertama diisi dengan Bubble atau gelembung sabun dengan corong peniup yang dibuat dari kertas. Anak anak tampak ’sangat antusias’ untuk mengikuti acara ini, bahkan sampai ada yang ngambek karena sabun yang disediakan habis. Sebagai penutup acara di demo kan Exploding Bubble, yang selalu membuat rahang bawah penonton terjatuh ke bawah karena heran.

Wednesday, August 06, 2008

ke KKN Cahyo

Sekedar ngasih tambahan matei buat Jurnal Abi.

Job yang terakhir dari rangkaian KKN ini kayaknya job dari KKN-nya Cahyo. Karena satu dan lain hal, cuma aku yang bisa berangkat. Bawa Flying Fire, Balonjet dan Exploding Bubble. Sebenernya Tejo mau ikut, tapi karena jam 10.15 ta' tunggu gak keliatan di F-14 jadi ta' tinggal. soalnya yang punya acara udah nunggu. Mana jauh lgi.

Perjalanan smpe pick-up poin kira2 45 menitan. Di depan Gereja St. Petrus Minggir aku nunggu jemputan Cahyo. Trus 15 kemudian sampe TKP.

Anak2nya rame banget. 100 orang nyampe. Huee ... ini pertama kalinya aku handling crowd 100 orang sendirian, mana mereka ributnya minta ampun. Tapi buat mahasiswa S-2 UNY yang sudah seharusnya berpengalaman handling anak (narsis) akhirnya aku keluarin semua jutsu untuk menenangkan 100 orang anak. Simple aja: buat perjanjian di awal, kalo' aku ngomong mereka ndengerin, kalo' mereka ngomong aku ndengerin. And it worked. Always, work well.

Ceritanya Flying Fire berjalan lancar, Balonjt apalagi. Anak2 terpana liat Balonjet. Tapi sayang balon kedua bolong. Jadi nggak bisa terbang. Nah yang paling parah, Exploding Bubblenya gagal total jendral!!!. Pembatas bensinnya bodhol, bensinnya tumpah numpahin larutan sabun satu2nya yang aku bawa. Bodohnya aku gka bawa teepol dan glycerin. Matilah!

Sesi berakhir dengan kegagalan. Malu2in. LoE-nya jeblok. Endingnya nggak kena. Deuh.

Sebenernya aku udah nolak bayaran dari Cahyo karena aku merasa gagal. Tapi Cahyo insist aku terima duit itu. Yawda deh ...

kira2 gitu dulu deh. keyboardnya nggak enak banget buat ngetik.

P.S.: Long Live Hiddenleaf